PENGARUH BUDAYA NGOPI
PENGARUH BUDAYA ‘NGOPI’ TERHADAP KEHIDUPAN DAN INTERAKSI
SOSIAL MAHASISWA STMIK-STIEASIAMALANG
Oleh:
Yanuar Surya
ABSTRAK
‘Nongkrong’ di warung kopi atau yang
biasa disebut ‘ngopi’ merupakan salah satu budaya yang tidak pernah lepas dari
kehidupan masyarakat, khususnya mahasiswa STMIK-STIE Asia Malang, bahkan
keberadaannya semakin membudaya disela-sela aktivitas keseharian yang
menjenuhkan. Sebagian besar dari mereka hadir dari kalangan mahasiswa yang
selama ini dikenal sebagai masyarakat civitas akademika dan cenderung
berwawasan intelek. Dari budaya tradisional yang mengakar, kopi menjelma
menjadi budaya kontemporer yang erat kaitannya dengan ‘trend lifestyle’. Istilah ‘ngopi’ atau ‘nongkrong’ pun mengakar. Budaya ‘ngopi’ sangat berkaitan
dengan kehidupan dan interaksi sosio-humanisme,
dimana selain dipandang wajar tentunya juga menimbulkan sekelumit pertanyaan
yang pada umumnya mengacu pada permasalahan. Diantaranya mengenai penyebab
timbulnya budaya ‘ngopi’ di kalangan mahasiswa, akibat dari adanya budaya
tersebut, tingkat keseringan ‘ngopi’ (intensitas), serta pengaruh tingkat
keseringan ‘ngopi’ terhadap kehidupan sosial dan akademik.
Kata
kunci:Budaya‘ngopi’, ‘trend lifestyle’, interaksi sosio-humanisme,
kalangan mahasiswa.
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Mahasiswa
adalah sekumpulan pelajar yang mempunyai nilai integritas dan kedudukan yang
tinggi dalam falsafah sosial. Mahasiswa, jika sudah menunjukkan kemampuan dan
kekuasaannya bisa menjadi kekuatan yang luar biasa dengan gerakan-gerakan,
kritik sosial-pemerintahan, ide yang cemerlang, layak dijadikan sebagai
predikat pemimpin bangsa, pengatur, pengamat, juga sebagai awal dimulainya
temuan-temuan, sampai mahasiswa sebagai aset penerus bangsa bahkan agent of change.
Namun, ada hal menarik yang dapat diikuti dari
sekumpulan mahasiswa. Mahasiswa dapat dikatakan dalam struktural organisasi
(universitas) yang takut kepada sang Dosen, karena dosen mempunyai nilai wewenang
yang tidak dapat diganggu gugat. Sementara Dosen tunduk dan patuh akan wewenang
atasan yaitu Rektor. Rektor, yang masih berada dalam lingkungan akademis berada
dalam kewenangan Dikjen Dikti (Mendiknas). Mendiknas sebagai pembantu Presiden,
tentunya juga tunduk dan patuh serta bertanggung jawab kepada Presiden. Sejarah
mengatakan, dalam kaitan ini ada lingkaran kematian, yaitu Presiden tunduk
kepada Mahasiswa. Lantas dimanakah kedudukakan tertinggi antara Presiden dan
Mahasiswa? inilah sekelumit keunikan-keunikan dalam dunia mahasiswa.
Kehidupan mahasiswa memang tidak jauh dengan
kegiatan intinya, yaitu menuntut ilmu, pastinya sesuai dengan prodi yang
dipilihnya. Selain itu seorang mahasiswa juga dapat mengikuti berbagai
kegiatan-kegiatan UKM yang diminatinya. Dari berbagai aktivitas-aktivitas yang
dilakukan mahasiswa, proses sosialisasi yang merupakan hal yang tidak dapat
dipandang sebelah mata. Proses interaksi sosial adalah hal wajib yang harus
dimiliki mahasiswa demi mematangkan dan memupuk kreatifitas intelektualnya. Proses
tersebut dapat dimulai dari diskusi kecil dalam kegiatan akademis, organisasi
bahkan sampai komunitas yang diikuti oleh mahasiswa.
Suatu pemandangan yang unik dan terasa tidak
asing karena dalam setiap kegiatan, aktivitas, ‘kumpul-kumpul‘ tidak sedikit
dibarengi dengan kegiatan makan-makan dan atau juga minum-minum. Entah latah
atau kebetulan, kehidupan mahasiswa banyak yang dihabiskan untuk kegiatan ‘nongkrong-nongkrong‘
sesama teman, dan berawal dari sinilah kopi semakin eksis keberadaannya. Kopi,
dapat dikatakan sebagai teman setia para mahasiswa (pada khususnya). Dengan cara
seperti ini, dapat didapat banyak hal dari segi sosialitasnya (mengesampingkan
segala kekurangan dan keburukan budaya seperti ini).
Budaya ‘ngopi‘ di Indonesia sudah berusia lebih
dari seabad, menjadi tradisi yang melebur dengan budaya lokal. Kita mengenal Tek Siong, yang membuka usaha penyangrai
kopi Tek Soen Ho sejak 1878, yang
sekarang eksis dengan nama ‘Bakoel Koffie‘ di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Di luar Jawa, tepatnya di kota Pematang Siantar, 130 km arah tenggara
Sumatera Utara, sejak 1925 berdiri usaha kopi dengan nama ‘Dagang Massa‘, yang
kemudian eksis dengan nama ‘Kok Tong‘, si pendiri sekaligus si empunya yang
menurunkan usahanya dengan perkembangan yang pesat di gerai salah satu pusat
perbelanjaan terkenal di Medan. Dulu biji kopi disangrai dan digerus sendiri di
rumah kemudian beralih ke warung dan kafe.
Modernisasi dan perubahan gaya hidup berdampak
pada berubahnya budaya ‘ngopi‘. Istilah ‘ngopi‘ pun menjadi ‘ngafe‘, mulai dari
kopi hitam jadi kopi serba manis ala Starbucks.
Dari warung pinggir jalan, beralih ke kedai kopi modern, berkelas dan
kosmopolit. Gerai seperti Stabucks, Coffe Bean atau Dome seolah menawarkan cara baru untuk menikmati kopi dengan
sentuhan gaya hidup. Dekorasi interior yang sophisticated,
sofa empuk, ruangan dingin beralunkan musik plus fasilitas hotspot untuk berselancar di internet. Perkembangan terakhir
bahkan kaum metropolis menjadikan gerai-gerai kopi tersebut sebagai tempat
mengisi berbagai ide, bagi pebisnis maupun pekerja. Terkesan seluruh atmosfer
gerai merasa menyatu dengan jiwa para penikmat kopi yang datang dari berbagai
latar. Sebagai rumah kopi modern yang memanjakan para penikmat kopi, terkadang
banyak non peminum kopi yang datang karena suasana. Kopinya pun tak melulu hitam, karena dalam
perkembangannya ada yang bercampur es, diberi banyak rasa, mulai karamel, moka,
vanilla sampai teh hijau dan pisang.
Berawal dari secangkir kopi nikmat, ternyata
dibalik itu tersimpan berbagai filosofi. Hanya penikmat
kopi yang sudah advance yang sangat
memberi perhatian pada detail kopi. Mulai dari tanah asal biji kopi,
penyimpanan, hingga proses seperti roasting
(penyangraian), grinding
(penggilingan), atau brewing
(merebus). Pada level tertentu, penggila kopi tidak hanya tertarik pada rasa,
akan tetapi juga pada background kopi
yang diminum.
Dengan duduk
santai ditemani secangkir kopi dapat membuka cakrawala kehidupan yang mungkin
tidak ada pada bangku perkuliahan yang diikuti. Melalui obrolan-obrolan
singkat, dapat membentuk mahasiswa yang mungkin dulunya kuper bisa menjadi
lebih sosialis karena disitu ada media yang membantunya. Awalnya iseng,
lama-kelamaan menjadi kebutuhan wajib sebagai rutinitas yang harus diagendakan.
Tidak hanya pagi, bahkan siang, sore ataupun malam, banyak sekumpulan mahasiswa
yang menghabiskan waktunya hanya untuk nongkrong untuk ‘ngopi’, tanpa
memperdulikan kegiatan dan tujuan inti, yaitu kuliah, meskipun sebagian
mengatakan dengan kegiatan seperti itu justru kuliah tidak akan ada apa-apanya.Lantas,
bagaimanakah seharusnya kita menyikapinya?
TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui penyebab timbulnya budaya ‘ngopi’ pada mahasiswa
STMIK-STIE Asia Malang
2. Menelusuri akibat dari adanya budaya ‘ngopi’pada
mahasiswa STMIK-STIE Asia Malang
3. Menganalisis pengaruh tingkat keseringan ‘ngopi’
terhadap kehidupan sosial dan akademik mahasiswa STMIK-STIE Asia Malang
4. Mensintesiskan langkah-langkah
untuk menyeimbangkan antara kewajiban sebagai mahasiswa, organisatoris, sampai
kegiatan diluar kampus yang salah satunya budaya ‘ngopi’.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan
masalah penelitian dan kajian teoritis sebagaimana dikemukakan pada bagian
terdahulu, rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan eklektif dengan
metode gabungan (mixing methods),
yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif
dilaksanakan pada tahap satu digunakan untuk menganalisis masalah yang bersifat
mikro obyektif, yaitu hubungan antara penyebab timbulnya, akibatnya, serta intensitas
‘ngopi’ terhadap kehidupan dan interaksi
sosial antar mahasiswa. Sedangkan pendekatan kualitatif dilaksanakan pada tahap
dua digunakan untuk menganalisis pengaruh tingkat keseringan ‘ngopi’ terhadap
kehidupan sosial, interaksi sosial, maupun akademiknya.
Penelitian
dilakukan dengan wawancara (interview)
langsung kepada mahasiswa STMIK-STIE Asia dan berlokasi di d’Cangkir Jawa. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas berbagai
pertimbangan, salah satunya karena tempatnya yang tidak pernah sepi pengunjung.
Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik sampel acak (random sampling) minimal dengan total 10 sampel, dikarenakan
rata-rata dari mereka sulit untuk diajak wawancara secara langsung.
Pengumpulan
data ini menggunakan teknik wawancara langsung, teknik observasi, dan
dokumenter. Wawancara langsung digunakan untuk memperoleh informasi tentang
data secara realitas. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh informasi
tentang perilaku dan interaksi sosialnya secara langsung. Teknik dokumenter
digunakan untuk mencari data dokumen terkait dengan penyebab ‘ngopi’,
akibatnya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan dan interaksi sosial mahasiswa.
Alat pengumpul data menggunakan daftar
pertanyaan, alat perekam, dan dokumenter. Daftar pertanyaan digunakan untuk
memperoleh data (baik kualitatif maupun kuantitatif) melalui wawancara
langsung. Alat perekam untuk merekam setiap pertanyaan yang diajukan maupun
jawaban yang keluar dari suara mahasiswa (sampel). Sementara dokumenter sendiri
digunakan sebagai referensi untuk melengkapi hasil dan pembahasan mengenai hal-hal
yang masih terkait dengan budaya ‘ngopi‘ ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
‘Nongkrong‘ di warung kopi atau yang biasa disebut
‘ngopi‘ merupakan salah satu budaya yang tidak pernah lepas dari kehidupan
masyarakat, khususnya mahasiswa STMIK-STIE Asia Malang bahkan keberadaannya
semakin membudaya disela-sela aktivitas keseharian yang menjenuhkan. Sebagian besar
dari mereka hadir dari kalangan mahasiswa yang selama ini dikenal sebagai
masyarakat civitas akademika yang cenderung berwawasan intelek. Namun karena
kesibukannya setelah seharian mengikuti kuliah maupun beragam organisasi yang
cukup menguras tenaga, mereka berpikir bahwa budaya ‘ngopi‘ ini cukup
memberikan keberagaman dan keseimbangan antara prosedural dengan kebebasan.
Ditempat ini, mereka akan menemukan beragam karakter dari beberapa perilaku
seseorang yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan maupun
interaksi sosial mahasiswa.
Seringnya melakukan interaksi sosial karena intensitas
bertemu yang bisa dikatakan cukup sering, selanjutnya akan mudah untuk
terbentuknya suatu komunitas. Saat ini, bisa kita rasakan bahwasanya komunitas
‘ngopi‘ mahasiswa di Kota Malang semakin luas dan kuat saja pengaruhnya.
Apabila melihat pandangan dan penilaian dari masyarakat luas, pada umumnya
‘ngopi‘ itu dinilai sebagai budaya yang cenderung mengarah ke hal-hal negatif.
Akan banyak waktu terbuang sia-sia hanya sekedar untuk ‘nongkrong‘ di pinggir
jalan. Padahal tidak kesemuanya berpikiran seperti itu, bisa saja sambil
‘nongkrong ngopi‘ mereka juga menyelipkan wacana untuk mengerjakan tugas-tugas
kuliah maupun membicarakan eksistensi bergeraknya roda organisasi di kampus.
Dari budaya tradisional yang mengakar, kopi menjelma menjadi budaya kontemporer
yang erat kaitannya dengan trend lifestyle.
Istilah
‘ngopi’ atau ‘nongkrong’ pun mengakar.
Budaya
‘Ngopi’ sangat berkaitan dengan kehidupan dan interaksi sosio-humanisme, dimana selain dipandang wajar tentunya juga
menimbulkan sekelumit pertanyaan yang pada umumnya mengacu pada permasalahan.
Diantaranya mengenai penyebab timbulnya budaya ‘ngopi’ di kalangan mahasiswa,
akibat dari adanya budaya ini, tingkat keseringan ‘ngopi’ (intensitas), serta
pengaruh tingkat keseringan ‘ngopi’ terhadap kehidupan sosial dan akademik. Mulai
dari mengamati, meneliti, memahami, dan akhirnya menarik kesimpulan, kita dapat
membedakan bagaimana kehidupan dan interaksi sosial antara mahasiswa yang
berbudaya ‘ngopi’ dengan yang tidak. Tentunya ada sisi positif maupun sisi
negatifnya, tergantung dari kontrol sosial dari masing-masing individu sendiri.
Berikut hasil wawancara dari sampel penelitian mikro obyektif.
Tabel:
Sampel Penelitian Mikro Obyektif
No
|
Nama
|
Penyebab budaya ‘ngopi’
|
Akibat budaya ‘ngopi’
|
Intensitas ‘ngopi’ /minggu
|
1
|
Heri
|
Butuh istirahat (relaks)
|
Nyaman, kepuasan sesaat, kecanduan
|
5 kali
|
2
|
Satria
|
Ajakan teman, pengaruh lingkungan
|
Sulit tidur (insomnia)
|
2 kali
|
3
|
Sine
|
Lingkungan, gaya hidup (lifestyle)
|
Malas
|
3 kali
|
4
|
Adit
|
Pengaruh lingkungan
|
Malas
|
4 kali
|
5
|
Bekti
|
Ajakan teman
|
Akrab sama teman, sering keluar malam
|
Tidak pasti (relatif)
|
6
|
Yana
|
Ajakan teman
|
Akrab sama teman
|
relatif
|
7
|
Yani
|
Melepas kejenuhan
|
Merasa nyaman, tenang
|
2 kali
|
8
|
Andre
|
Ada sesuatu yang diperbincangkan
|
Mengantuk saat kuliah
|
Hampir setiap malam
|
9
|
Dwi
|
Lingkungan
|
Insomnia
|
3 kali
|
10
|
Icang
|
Ajakan teman
|
Akrab sama teman
|
2 kali
|
Data hasil wawancara yang
dikumpulkan dari 10 sampel mikro obyektif diatas menunjukkan ada setidaknya
empat orang yang mengatakan bahwa penyebab mereka ‘ngopi’ karena ajakan teman.
Tiga dari sepuluh orang mengatakan bahwa akibat dari budaya ‘ngopi’ justru bisa
mengakrabkan hubungan sama teman. Bicara intensitas ‘ngopi’, setidaknya tiga
orang mengatakan minimal bisa sampai dua kali setiap minggu.
Sedikit melihat kebelakang mengenai
penyebab timbulnya budaya ‘ngopi’, Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang
luar biasa, dan sedikit banyak pasti mempengaruhi peradaban atau budaya yang
ada didalamnya. Masyarakat kita masih banyak yang berikatan dengan alam untuk
memenuhi kebutuhannya, berbeda dengan negara lain yang perlu bekerja lebih
keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ibarat menanam tongkat tumbuh tanaman,
begitu mudahnya kita memperoleh sesuatu dari Tuhan hingga kita kurang
termotivasi untuk bekerja lebih keras dan pada umumnya tingkat kompetisi kita
juga rendah. Dalam Kebudayaan Jawa dikenal dengan istilah ‘nrimo ing pandum’
dan ‘alon-alon waton kelakon’ istilah tersebut mengartikan begitu damainya
hidup dan tidaklah perlu berambisi keras dalam mengejar sesuatu.
Perihal lain diluar alam, misalnya
teras (beranda rumah) dalam kehidupan jawa terutama dipedesaan banyak digunakan
untuk tempat santai bersama (nyangkruk). Kita juga mengenal budaya ‘Nyete’,
dimana ini adalah tradisi menggambar pada batang rokok dengan menggunakan ampas
sisa (wedang) kopi , dan itu dilakukan saat ‘nyangkruk’ bersama. Banyak
contoh-contoh kebiasaan kita yang menggambarkan begitu santainya kehidupan
kita. Kebiasaan ngopi, sebenarnya tidak terkait dengan budaya malas. Tradisi
Ngopi, sebenarnya lebih dijadikan sebagai media untuk bertukar ide dan
memperoleh info-info paling hangat, tetapi tidak sedikit pula kegiatan ini
memang digunakan untuk menghabiskan waktu, selama berjam-jam, walaupun tidak
ada pembicaraan yang penting.
Selain itu juga dikarenakan
banyaknya tugas di kampus, ataupun juga media tempat pelarian ditengah-tengah
kejenuhannya mahasiswa sebagai organisatoris. Maka, ‘ngopi’ bersama
teman-temanlah yang akhirnya dijadikan sebagai pelarian untuk tempat mereka me-refresh pikiran setelah seharian jenuh
dengan berbagai kegiatan.
Akibat
dari budaya minum
kopi ternyata bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dan kadar trigliserida, yang menjadikan darah
lebih pekat. Kondisi ini rawan mengakibatkan penyempitan lubang pembuluh darah
akibat endapan lemak, yang beresiko mengundang serangan jantung dan
stroke.Minum kopi juga berbahaya bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan darah
meningkat tajam.
Kebiasaan wanita hamil
minum kopi juga meningkatkan resiko kematian dini pada bayi hingga dua kali
lipat. Diduga kafein pada kopi
membuat bayi lemah, mudah terserang infeksi, dan mengalami kesulitan bernafas
hingga dilahirkan.Pada wanita, kopi juga merangsang terjadinya keropos tulang.
Secara alami memang wanita memiliki resiko terkena keropos tulang lima kali lebih
besar dari pria, tapi minum dua cangkir kopi sehari akan mengurangi kepadatan
massa tulang secara jelas.
Pada dosis sedang, kafein menaikkan produksi asam lambung
yang berlangsung lama, sehingga dapat memperbesar risiko penyakit lambung,
tukak lambung, atau tukak usus halus. Jadi para penderita kelemahan lambung
hendaknya menghindari konsumsi kopi.Kebiasaan menyeruput kopi panas-panas
disinyalir juga dapat membengkakkan resiko terserang kanker esophagus. Kebiasaan
minum kopi juga meningkatkan resiko terkena kanker payudara dan kanker kandung
kemih.
Kebaikan
kopi untuk mengembalikan energi juga dikatakan sebagai ‘si energi palsu‘ yang
membawa efek roller coaster bagi penikmatnya. Mereka yang memperoleh
kesegaran akibat kopi hanya akan merasa ‘naik‘ dalam waktu sekejap, kemudian
kondisinya akan ‘jatuh‘ lagi, persis seperti naik roller coaster. Ketika
‘jatuh‘, seseorang akan meminum kopi untuk ‘naik‘ kembali. Akibatnya, jadilah
ia pecandu kopi baik secara psikologis maupun fisiologis. Orang yang sudah mengalami ketergantungan
kopi akan sering merasa letih atau lelah, tak bersemangat dan mengantuk kalau
sehari saja tidak minum kopi.Dan ini yang menyebabkan mahasiswa terkadang
kelihatan lelah dan mengantuk saat di kampus, sehingga dapat mengganggu proses
perkuliahan.
Gangguan
lain yang bisa diakibatkan oleh kopi apalagi jika dikonsumsi di atas 250 mg
(lebih dari 3 gelas sehari) ialah jantung berdebar, gelisah, insomnia (sulit
tidur), gugup, tremor (tangan bergetar), bahkan mual sampai
muntah-muntah.Karena semua dampak buruk kopi inilah, setiap penyuka kopi
disarankan untuk minum kopi tanpa kafein (decaff).
Atau bagi yang ‘biasa saja’ dengan kopi, dapat mengganti kebiasaan ini dengan
mencoba minuman lain, seperti teh, air jeruk atau air putih saja.
Minum kopi
di pagi hari sebelum berangkat kerja bagi sebagian orang merupakan ritual wajib
setiap hari. Sejak usia SMA saya sudah suka dengan kopi, tetapi sekedarnya
saja. Kebiasaan Minum kopi pagi hari mulai rutin setelah saya kuliah di Malang
yang memang berhawa dingin terutama di pagi hari.
Secangkir
kopi di pagi hari menjadi kewajiban sebelum berangkat kuliah jam 05.45 WIB.
Secangkir kopi adalah sebuah awal dari segalanya, bukan berlebihan atau
mengada-ada, karena delapan puluh persen orang dewasa di dunia juga minum kopi
sedikitnya sekali sehari.
Kopi
merupakan minuman yang memiliki keistimewaan tersendiri bagi penikmatnya. Suatu
hal yang tidak mengherankan, karena memang jika rasa sudah menjadi selera,
bergelas-gelas kopi dapat dihabiskan oleh pecandu kopi. Yang luar biasa,
berdasarkan data dari jurnal kesehatan dunia, ternyata delapan puluh persen
orang dewasa di dunia minum kopi sedikitnya sekali sehari. Ini terlihat dari
banyaknya jumlah penikmat kopi di kedai kopi usai jam kerja. Serta menjamurnya
kedai-kedai kopi di berbagai antero dunia, juga menjadi salah satu bukti bahwa
minuman ini memiliki banyak penikmatnya.
Sebenarnya,
ada beberapa manfaat dari minum secangkir kopi ini, diantaranya:
1. Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, cokelat, minuman berenergi (energy drink), maupun obat-obatan.
2. Kafein membantu Anda untuk bisa berpikir lebih cepat. Cobalah mengkonsumsi kopi atau teh 15 menit atau 30 menit sebelum Anda melakukan wawancara pekerjaan atau memberikan presentasi pada atasan. Hasilnya mungkin akan cukup lumayan, karena kafein yang terdapat pada kopi atau teh terbukti mampu memberikan ’sinyal’ pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan tangkas mengolah memori pada otak.
3. Kafein mencegah gigi berlubang. Cobalah untuk meminum secangkir kopi hangat atau teh hangat sesaat setelah Anda mengkonsumsi cookies, cake coklat yang lezat, permen rasa buah atau sepotong roti manis. Joe Vinson, Ph.D., dari University of Scranton menjelaskan bahwa kafein yang terdapat dalam minuman ini ternyata sangat tangguh memberantas bakteri penyebab gigi berlubang.
4. Kafein mengurangi derita sakit kepala. Penelitian menemukan kafein yang terdapat dalam kopi atau teh (dalam jumlah tertentu) sanggup menolong mengobati sakit kepala. Menurut Seimur Diamond, M.D., dari Chicago’s Diamond Headache Clinic. Penderita migrain dalam kategori ringan dapat disembuhkan dengan secangkir kopi pekat atau secangkir black tea. Jadi, sebelum mengkonsumsi obat cobalah dulu sembuhkan sakit kepala Anda dengan minuman ber-kafein.
5. Kafein bisa melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru.
6. Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan aktifitas fisik lebih lama, di perkirakan karena kafein membuat ‘bahan bakar‘ yang dipakai otot lebih lama.
7. Kafein bisa meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar dan energik. Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat mengurangi risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis).
8. Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori karena kopi dapat merangsang banyak darah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaga, rangsangan, mood dan konsentrasi. Penelitian di Universitas Arizona ditemukan bahwa orang dewasa yang minum kopi dengan kandungan kafein sebelum test memori menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding mereka yang minum kopi tanpa kafein.
9. Kafein dapat menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA.
10. Untuk mengurangi resiko mengidap diabetes mulailah meminum kopi. Seseorang yang minum kopi lebih dari enam cangkir sehari berisiko rendah terserang diabetes dibanding dengan orang yang tidak minum kopi sama sekali. Demikian simpulan sebuah riset skala besar yang dilakukan pada 80 ribu orang selama 18 tahun di AS.
11. Parkinson jarang ditemukan pada orang yang minum kopi secara teratur. Sebuah riset menyimpulkan penyakit ini justru ditemukan pada pria yang tidak minum kopi tiga kali lebih banyak daripada pria penikmat kopi.
12. Minum kopi membuat sperma ‘berenang‘ lebih cepat dan mampu meningkatkan kesuburan pria. Hal ini diumumkan para ilmuwan Brasil dalam pertemuan ‘American Society for Reproductive Medicine‘ di San Antonio, dimana pembicaraan utama berkisar pada efek obat-obatan terhadap kesuburan kaum adam.
1. Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, cokelat, minuman berenergi (energy drink), maupun obat-obatan.
2. Kafein membantu Anda untuk bisa berpikir lebih cepat. Cobalah mengkonsumsi kopi atau teh 15 menit atau 30 menit sebelum Anda melakukan wawancara pekerjaan atau memberikan presentasi pada atasan. Hasilnya mungkin akan cukup lumayan, karena kafein yang terdapat pada kopi atau teh terbukti mampu memberikan ’sinyal’ pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan tangkas mengolah memori pada otak.
3. Kafein mencegah gigi berlubang. Cobalah untuk meminum secangkir kopi hangat atau teh hangat sesaat setelah Anda mengkonsumsi cookies, cake coklat yang lezat, permen rasa buah atau sepotong roti manis. Joe Vinson, Ph.D., dari University of Scranton menjelaskan bahwa kafein yang terdapat dalam minuman ini ternyata sangat tangguh memberantas bakteri penyebab gigi berlubang.
4. Kafein mengurangi derita sakit kepala. Penelitian menemukan kafein yang terdapat dalam kopi atau teh (dalam jumlah tertentu) sanggup menolong mengobati sakit kepala. Menurut Seimur Diamond, M.D., dari Chicago’s Diamond Headache Clinic. Penderita migrain dalam kategori ringan dapat disembuhkan dengan secangkir kopi pekat atau secangkir black tea. Jadi, sebelum mengkonsumsi obat cobalah dulu sembuhkan sakit kepala Anda dengan minuman ber-kafein.
5. Kafein bisa melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru.
6. Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan aktifitas fisik lebih lama, di perkirakan karena kafein membuat ‘bahan bakar‘ yang dipakai otot lebih lama.
7. Kafein bisa meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar dan energik. Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat mengurangi risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis).
8. Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori karena kopi dapat merangsang banyak darah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaga, rangsangan, mood dan konsentrasi. Penelitian di Universitas Arizona ditemukan bahwa orang dewasa yang minum kopi dengan kandungan kafein sebelum test memori menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding mereka yang minum kopi tanpa kafein.
9. Kafein dapat menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA.
10. Untuk mengurangi resiko mengidap diabetes mulailah meminum kopi. Seseorang yang minum kopi lebih dari enam cangkir sehari berisiko rendah terserang diabetes dibanding dengan orang yang tidak minum kopi sama sekali. Demikian simpulan sebuah riset skala besar yang dilakukan pada 80 ribu orang selama 18 tahun di AS.
11. Parkinson jarang ditemukan pada orang yang minum kopi secara teratur. Sebuah riset menyimpulkan penyakit ini justru ditemukan pada pria yang tidak minum kopi tiga kali lebih banyak daripada pria penikmat kopi.
12. Minum kopi membuat sperma ‘berenang‘ lebih cepat dan mampu meningkatkan kesuburan pria. Hal ini diumumkan para ilmuwan Brasil dalam pertemuan ‘American Society for Reproductive Medicine‘ di San Antonio, dimana pembicaraan utama berkisar pada efek obat-obatan terhadap kesuburan kaum adam.
KESIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat
diambil kesimpulan bahwasanya budaya ‘ngopi‘ sangat berkaitan dengan kehidupan
dan interaksi sosio-humanisme, dimana
selain dipandang wajar tentunya juga menimbulkan sekelumit pertanyaan yang pada
umumnya mengacu pada permasalahan. ‘Nongkrong‘ di warung kopi atau yang biasa
disebut ‘ngopi merupakan salah satu budaya yang tidak pernah lepas dari
kehidupan masyarakat, khususnya mahasiswa STMIK-STIE Asia Malang bahkan
keberadaannya semakin membudaya disela-sela aktivitas keseharian yang
menjenuhkan. Sebagian besar dari mereka hadir dari kalangan mahasiswa yang
selama ini dikenal sebagai masyarakat civitas akademika yang cenderung
berwawasan intelek. Namun karena kesibukannya setelah seharian mengikuti kuliah
maupun beragam organisasi yang cukup menguras tenaga, mereka berpikir bahwa
budaya ‘ngopi‘ ini cukup memberikan keberagaman dan keseimbangan antara
prosedural dengan kebebasan. Ditempat ini, mereka akan menemukan beragam
karakter dari beberapa perilaku seseorang yang cukup berpengaruh terhadap
perkembangan kehidupan maupun interaksi sosial mahasiswa.
DAFTAR RUJUKAN
Utami, Suci A. 2004. Pengaruh Kopi Bagi Kesehatan Tubuh. Jakarta: Bumi
Aksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/pengaruh budaya ngopi.
http://id.wikipedia.org/wiki/penyebab timbulnya budaya ngopi.
http://id.wikipedia.org/wiki/akibatpengaruhdari
budaya ngopi.
http://id.wikipedia.org/wiki/budaya
ngopi mahasiswa kota malang.
COPYRIGHT
© 2014
|
contact
to:
|
rasa.merasa@gmail.com
|
0 komentar: